Reunion [Author’s Note]

Cuap-cuap tentang Reunion

Reunion [Teaser/Prolog]

Reunion [2] Reunion [3] wpid-1428568266860.jpg wpid-1429196313072.jpg wpid-1430990975345.jpg Reunion Reunion2 A Life Companion

Review Reunion

Saya harus bilang bahwa Reunion adalah salah satu cerita yang berdampak besar bagi hidup saya. Saya jadi mudah terbawa perasaan selama menyelesaikan tahap akhir SMA saya, saya terus memikirkan apa yang harus terjadi di cerita itu, dan lainnya. Tapi jujur saja, saya bahagia bahwa saya pernah memutuskan untuk menulis Reunion. Reunion memudahkan hidup saya yang sulit selama SMA hingga masa-masa belajar untuk tes kuliah. Ketika saya merasa stress, saya menulis lebih banyak lagi untuk mengalihkan stress itu. Hingga akhirnya, Reunion selesai di part 26 ditambah prolog epilognya.

Kesedihan terbesar saya adalah ketika Reunion ini akhirnya berakhir. Saya tahu bahwa tidak ada cerita yang tak berakhir. Awalnya saya ingin sekali cerita ini cepat-cepat berakhir. Tapi kini, berat melepas empat tokoh utama yang sudah menemani saya sampai cukup lama. Tidak ada lagi musisi berisik yang bodoh masalah cinta, dokter baik yang kadang mengecewakan wanita yang mencintainya, gadis pelukis yang pendiam namun penuh pemikiran, pengusaha dingin yang sebetulnya berhati hangat, serta teman-teman mereka.

Saya ingin membagi pemikiran saya tentang Reunion. Kalau dilihat dari judulnya, Reunion bisa jadi semacam pertemuan kembali. Cerita ini berisi tentang begitu banyaknya perpisahan dan pertemuan kembali, cinta yang hilang dan kembali, persahabatan yang hilang dan kembali. Ingin ditekankan dari kisah cinta segi empat ini bahwa mencintai seseorang itu tidak mudah. Terlalu banyak yang harus dikorbankan secara perasaan maupun materi. Sebaliknya, mencintai balik orang yang mencintai kita itu tidak mudah juga. Butuh kekuatan dan rasa tanggung jawab yang besar.

First lead wanita (musisi) mencintai first lead pria (dokter) dengan sepenuh jiwa raga dan harta bendanya. Sisi positifnya, ia mencintai tanpa ragu dan tanpa setengah-setengah. Cinta sepenuhnya pada pria itu sepenuhnya. Sisi negatifnya, ia terlihat tak punya harga diri lagi dan gampang terinjak-injak. Hal yang saya suka darinya adalah sifat cerianya yang terus ia pertahankan meski hatinya terluka. Percaya atau tidak, kegaringan gadis ini kadang membuatnya lebih kuat karena menyembuhkan lukanya sendiri. Hal yang saya benci dari dia adalah kebodohannya yang membuatnya tak punya harga diri.

First lead pria tidak sepenuhnya salah dalam kisah cintanya. Ia memiliki wanita yang ia cintai sendiri yaitu second lead wanita (pelukis). Akhirnya ia mengalah pada sahabatnya, second lead pria (pengusaha) yang mencoba memperbaiki keadaan. First lead pria mencoba mencintai balik wanita yang mencintainya. Salahnya, ia gampang tergoda untuk marah ketika perasaannya buruk dan melukai first lead wanita. Hal yang saya suka dari dokter ini adalah tanggung jawabnya yang besar dan keinginannya untuk memperbaiki keadaan. Tapi saya benci dengan sikap kasarnya ketika stress atau banyak pikiran.

Di sisi lain, sahabat musisi yaitu pelukis wanita itu sangat menyenangkan. Ia tahu diri meski kadang berusaha memuat skenario di luar tanggung jawabnya. Ia memiliki hati lembut, kadang keras di waktu yang tepat. Sisi baiknya, ia peka di tengah kesulitan teman-temannya dan berusaha menjadi penengah. Ia memikirkan situasi yang baik dan menurutnya menguntungkan semua pihak. Saya suka sekali ketika ia memutuskan untuk tetap berteman dengan dokter meski tahu bahwa dokter itu menyukainya. Hanya saja, ia kadang berusaha untuk memiliki second lead pria (pengusaha) dengan cara agak di luar dugaan.

Si pengusaha juga mendapat tempat tersendiri di hati saya. Ia berinisiatif balik mencintai pelukis meski sebenarnya ia menyukai musisi. Sebuah keputusan yang besar sebenarnya demi mengakhiri lingkaran setan itu. Tapi ia berusaha mengakhiri keserakahannya dan memiliki apa yang bisa ia miliki, bukan yang tak bisa ia miliki. Di sisi lain, ia sempat berusaha terlalu keras untuk membuktikan bahwa dia yang terbaik bagi si musisi tanpa sadar bahwa hati tak mudah berpindah begitu saja.

Awalnya, cerita ini berkonsep semacam flashback bergantian dengan masa sekarang. Tetapi ketika mulai bagian akhir, flashback pun berkurang dan alur cerita menjadi maju seratus persen.

Kenapa?

Ini mengindikasikan bahwa di awal cerita, ada begitu banyak beban masa lalu yang ditanggung oleh keempat tokoh. Mereka tak bisa move on dari masa lalu yang begitu membahagiakan meski banyak masalah dan kesulitan. Mereka merasa bahwa pasangan mereka di masa lalu adalah pasangan yang tepat, bukan pasangan di masa kini. Hal ini membuat mereka terus memikirkan masa lalu dan terkenang-kenang kebahagiaan itu. Ketika mereka mulai move on, cerita bergerak maju seratus persen. Itu artinya, mereka bisa melepaskan apa yang menjadi beban mereka dan kembali bergerak. Saat itulah mereka tahu bahwa masa sekarang atau masa depan mereka akan jauh lebih baik dari masa lalu.

Bagian yang saya sukai adalah bagaimana pernyataan ‘sayang kamu’ dan ‘sayang kamu juga’ yang makin banyak dari waktu ke waktu. Seperti sebuah ucapan sederhana, tetapi sarat maknanya. Tidak perlu memberi hadiah mewah-mewah sepanjang waktu untuk menyatakan cinta. Cukup mengucapkannya dengan lembut atau membalasnya dengan kata-kata manis.

Terakhir, ada beberapa quote manis yang saya suka dari cerita ini. Dan ini beberapa di antaranya…

“Hati manusia tidak ada yang tahu.”

-Jo, Reunion [5]-

“Cinta bukan masalah kecepatan. Tetapi masalah ketepatan.”

-Jo, Reunion [12]-

“Kadang orang meminta maaf, tetapi tidak tahu apa kesalahannya.”

-Jo, Reunion [13]-

“Tiap orang punya alasannya sendiri untuk patah hati.”

-Cecile, Reunion [5]-

“Cinta datangnya tiba-tiba. Tidak tahu kapan, di mana, atau bagaimana. Hanya tahu siapa.”

-Cecile, Reunion [12]-

“Karena sebenarnya, setiap orang selalu berpura kuat di depan orang lain.”

-Alfons, Reunion [11]-

“Kita masih terlalu dini untuk menyelesaikan hal-hal seperti ini. Kita belum cukup dewasa secara hati.”

-Christopher, Reunion [12]-

Terima kasih untuk pembaca Reunion yang memberi pendapat dan saran, serta menunggu dengan setia. Sampai bertemu di cerita lainnya.

-End of Author’s Note-

One thought on “Reunion [Author’s Note]”

Leave a comment