Bookmark

Ada beberapa ingatan yang kuberikan bookmark di kepala. Bukan highlight.

Jozka, 2022

Karena ingatan itu tidak menonjol, tidak mencolok mata, dan tidak perlu menjadi seperti itu. Ingatan itu hanya kubuka diam-diam, ketika malam tiba, tidak ada yang melihat.

-=-

Kamu tahu tiket nonton bioskop yang dicetak di kertas tipis? Setelah beberapa hari berada dalam dompet atau tas, tintanya akan luntur dan menghilang, menyisakan kertasnya saja. Kamu tidak dapat membaca judul film yang kamu tonton waktu itu, atau tanggal tayangnya, atau nama tempat kamu menontonnya. Tapi kamu tahu judul film yang kamu tonton saat itu, tanggalnya, tahunnya, tempatnya, dan dengan siapa kamu menontonnya.

Karenanya, kamu menyimpan lembaran tiket yang sudah luntur itu. Menyesakkan tas dan dompetmu dengan kertas-kertas yang seperti sampah. Tiket usang itu seperti bookmark, penanda akan sebuah kenangan yang ingin kamu ingat.

-=-

Kamu tahu lagu terkenal yang sedang diputar di radio atau Spotify? Setelah beberapa minggu, lagu tersebut tidak lagi diputar sesering dahulu. Lagu tersebut tidak lagi mengisi chart musik paling ampuh di berbagai platform. Kamu bisa jadi lupa nama penyanyinya, judul lagunya, atau sebagian liriknya. Tapi kamu ingat beberapa bagian penting pada lagu itu, nada-nada paling menyentuhnya, serta dengan siapa kamu mendengarkannya.

Karenanya, ketika Youtube tiba-tiba memutar lagu tersebut di urutan playlist berikutnya, kamu tidak bisa menekan skip. Kamu malah menikmatinya, bersenandung sendiri sembari mengenang. Lagu tersebut seperti bookmark yang diam-diam kamu buka dan lihat.

-=-

Kamu tahu nama brand franchise restoran yang sering ramai di mall? Setelah beberapa bulan, restoran tersebut tidak seramai awal-awal soft opening, ketika diskon membuat orang menyerbu dan mengantri bermeter-meter. Kamu akan melupakan nama-nama menunya, harganya, dan juga rasa makanannya. Tapi kamu ingat dimana kamu duduk waktu itu, apa yang kamu pesan, dan dengan siapa kamu makan di sana.

Karenanya, ketika kamu melewati restoran itu lagi, kamu berhenti sejenak dan menatap isi restoran, mencoba menemukan tempat dudukmu dulu. Kamu memerhatikan orang yang makan di sana, menjadikan tempat itu sebagai bookmark di kepalamu.

-=-

Kamu tahu rute shuttle bus yang berangkat dari apartment ke mall bolak-balik? Setelah beberapa tahun, rute shuttle bus itu hilang karena pandemi. Kamu akan melupakan jadwal keberangkatannya, warna busnya, bahkan bentuk interior dalam busnya. Tapi kamu ingat malam-malam saat kamu menggunakan shuttle bus itu dari satu tempat ke tempat lain, tangan yang kamu genggam di hari-hari itu, bahu yang bersandar kelelahan di tiap hari kerja, serta dengan siapa kamu berada di dalam bus.

Karenanya, sadar atau tidak, kamu membayangkan shuttle bus itu di tempat perhentian yang kosong. Mungkin, suatu hari nanti, bus itu beroperasi kembali dengan rute yang sama. Saat itu, kamu telah menjadikan rute shuttle bus itu sebagai bookmark yang kamu lihat sesekali.

-=-

Dan hidup kamu berjalan seperti itu, membuka bookmark itu kala sepi sendiri, dan menutupnya lagi cepat-cepat sebelum ada yang melihat. Kali berikutnya, saat mencintai lagi, bookmark itu akan memberikanmu kekuatan untuk mencoba lebih bodoh dalam mencintai.

-Selesai-

Leave a comment